Rabu, 06 Februari 2013

Istiqamah


"DAN   TETAPLAH   (KAMU)   KONSISTEN   SEBAGAIMANA   (TELAH)   DIPERINTAHKAN KEPADA KAMU."

KotaSantri.com  :  Nabi  Muhammad  SAW  bersabda  :  "Katakanlah  :  Aku  beriman kepada ALLAH, lalu konsistenlah!" (#)

Nabi kita SAW memerintahkan kepada kaum muslimin yang muttaqin agar memiliki sifat   konsisten   dan   melarang   kita   bersikap   plin-plan.   Perintah   nabi   SAW   ini merupakan  penjabaran  dari  firman  ALLAH  SWT  dalam  QS.  asy-Syuraa'  (42  :  15), Manusia  yang  berkepribadian   akan   memiliki   sifat   konsisten,  karena  dalam   teori manajemen  dan  leadership  modern  salah  satu  sifat  yang  hendaknya  dimiliki  oleh seorang  manajer  maupun  pemimpin  adalah  sikap  yang  teguh  dan  konsisten  baik dalam  perbuatan  maupun  perkataan.  Seorang  pemimpin  yang  plin-plan  dan  tidak tetap    pendirian    hanya    akan    mengakibatkan   rusaknya    kinerja    dan    lemahnya loyalitas organisasi.


Maka   Islam   sebagai   agama  yang   sesuai   dengan   kebutuhan   dan   perkembangan peradaban  manusia  telah  menekankan  sifat  ini  kepada  para  penganutnya.  Lebih jauh  ALLAH  SWT  Yang  Maha  Tinggi  lagi  Maha  Lembut  menegur  hamba-hambaNYA yang  tidak   konsisten   dan   mengurai   lagi   perkataan/sikapnya  setelah   diputuskan, sebagaimana     dalam    firmanNya :    
          
"DAN JANGANLAH KALIAN MENJADI SEBAGAIMANA  SEORANG  WANITA  YANG  MENGURAIKAN  BENANGNYA  YANG  TELAH DIPINTAL  DENGAN  ERAT,  SEHINGGA  MENJADI  KEMBALI  BERCERAI-BERAI."  (QS. al-Hijr, 15 : 92).

Sikap konsisten  bagi seorang muslim  juga  mencakup  :  Kesamaan  antara  perkataan dengan   perbuatan   kita.   ALLAH   SWT   melarang   keras   seseorang   muslim   yang kontradiktif  antara  perbuatan  dengan  perkataannya,  sebagaimana  dalam  firman- Nya  : 

"HAI  ORANG2-ORANG  YANG  BERIMAN,  MENGAPAKAH  KAMU  MENGATAKAN SESUATU  YANG  TIDAK  KAMU  PERBUAT?  AMAT  BESAR  MURKA  ALLAH  JIKA  KAMU MENGATAKAN SESUATU YANG TIDAK KAMU PERBUAT." (QS. ash-Shaff, 61 : 2-3).

Dalam  kesempatan  lain,  Nabi  SAW  juga  memperingatkan  kita  agar  tidak  memiliki sifat ikut-ikutan (immaa'ah), bagaikan kerbau dicocok hidungnya atau juga kemana angin  bertiup  kesitulah  condongnya.  Islam  membolehkan  kita  menyesuaikan  diri pada  hal-hal  yang  bukan  merupakan  prinsip  dan  tidak  terdapat  larangannya  dalam syariah,  yaitu  dalam  hal-hal  yang  bersifat  mutaghayyirat  (boleh  berubah)  adapun pada  hal-hal  yang  bersifat  tsawabit  (hal-hal  yang  tetap  sepanjang  masa)  maka hendaklah  kita  senantiasa  bersikap  konsisten,  walaupun  yang  berpegang  kepada prinsip   itu   hanya   minoritas   saja,   dan   orang   yang   bertindak   demikian   maka pahalanya akan sama dengan pahala suatu ummat.
Lihatlah  bagaimana  ALLAH  SWT  memuji  Nabi  Ibrahim,  yang  walaupun  seorang  diri beliau  tetap  konsisten  kepada  kebenaran  Islam,  sehingga  ALLAH  SWT  memujinya dan  menyatakan  Ibrahim  sebagai  sama  dengan  suatu  ummat  yang  beriman  dan bertaqwa,  
"SESUNGGUHNYA  IBRAHIM  ITU  ADALAH  SUATU  UMMAT  YANG  PATUH LAGI LURUS KEPADA ALLAH." (QS. an-Nahl, 16 : 120).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HADITS DAKWAH PERTEMUAN KE 11

HADITS HADITS TENTANG KEUTAMAAN DAKWAH HADITS HADITS YANG BERKAITAN DENGAN KEUTAMAAN DAKWAH   A.     Dakwah adalah Muhimmatur Rus...