"DAN TETAPLAH
(KAMU) KONSISTEN SEBAGAIMANA
(TELAH) DIPERINTAHKAN KEPADA
KAMU."
KotaSantri.com :
Nabi Muhammad SAW
bersabda : "Katakanlah :
Aku beriman kepada ALLAH, lalu
konsistenlah!" (#)
Nabi kita SAW memerintahkan
kepada kaum muslimin yang muttaqin agar memiliki sifat konsisten
dan melarang kita
bersikap plin-plan. Perintah
nabi SAW ini merupakan penjabaran
dari firman ALLAH SWT dalam
QS. asy-Syuraa' (42 : 15), Manusia
yang berkepribadian akan
memiliki sifat konsisten,
karena dalam teori manajemen dan
leadership modern salah
satu sifat yang
hendaknya dimiliki oleh seorang
manajer maupun pemimpin
adalah sikap yang
teguh dan konsisten
baik dalam perbuatan maupun
perkataan. Seorang pemimpin
yang plin-plan dan
tidak tetap pendirian hanya
akan mengakibatkan rusaknya
kinerja dan lemahnya loyalitas organisasi.
Maka Islam
sebagai agama yang
sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan peradaban manusia
telah menekankan sifat
ini kepada para
penganutnya. Lebih jauh ALLAH
SWT Yang Maha
Tinggi lagi Maha
Lembut menegur hamba-hambaNYA yang tidak
konsisten dan mengurai
lagi perkataan/sikapnya setelah
diputuskan, sebagaimana dalam firmanNya :
"DAN JANGANLAH KALIAN
MENJADI SEBAGAIMANA SEORANG WANITA
YANG MENGURAIKAN BENANGNYA
YANG TELAH DIPINTAL DENGAN
ERAT, SEHINGGA MENJADI
KEMBALI
BERCERAI-BERAI." (QS. al-Hijr,
15 : 92).
Sikap konsisten bagi seorang muslim juga
mencakup : Kesamaan
antara perkataan dengan perbuatan
kita. ALLAH SWT
melarang keras seseorang
muslim yang kontradiktif antara
perbuatan dengan perkataannya,
sebagaimana dalam firman- Nya :
"HAI ORANG2-ORANG
YANG BERIMAN, MENGAPAKAH
KAMU MENGATAKAN SESUATU YANG
TIDAK KAMU PERBUAT?
AMAT BESAR MURKA
ALLAH JIKA KAMU MENGATAKAN SESUATU YANG TIDAK KAMU
PERBUAT." (QS. ash-Shaff, 61 : 2-3).
Dalam kesempatan
lain, Nabi SAW
juga memperingatkan kita
agar tidak memiliki sifat ikut-ikutan (immaa'ah),
bagaikan kerbau dicocok hidungnya atau juga kemana angin bertiup
kesitulah condongnya. Islam
membolehkan kita menyesuaikan
diri pada hal-hal yang
bukan merupakan prinsip
dan tidak terdapat
larangannya dalam syariah, yaitu
dalam hal-hal yang
bersifat mutaghayyirat (boleh
berubah) adapun pada hal-hal
yang bersifat tsawabit (hal-hal
yang tetap sepanjang
masa) maka hendaklah kita
senantiasa bersikap konsisten,
walaupun yang berpegang
kepada prinsip itu hanya
minoritas saja, dan
orang yang bertindak
demikian maka pahalanya akan
sama dengan pahala suatu ummat.
Lihatlah bagaimana
ALLAH SWT memuji
Nabi Ibrahim, yang
walaupun seorang diri beliau
tetap konsisten kepada
kebenaran Islam, sehingga
ALLAH SWT memujinya dan
menyatakan Ibrahim sebagai
sama dengan suatu
ummat yang beriman
dan bertaqwa,
"SESUNGGUHNYA IBRAHIM ITU
ADALAH SUATU UMMAT
YANG PATUH LAGI LURUS KEPADA
ALLAH." (QS. an-Nahl, 16 : 120).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar