Karena berbagai hal, (begaya sok sibuk...hehehe) baru kali ini saya sempat posting lagi. Semoga bermanfaat.
Oh, iya...kalo biasanya saya share link downloadnya saja. namun atas komplain seorang sahabat, saya tempatkan juga teks khutbah lengkap dibawah ini. jadi buat yang masih bingung cara download, silahkan copy paste saja teks naskah khutbah dibawah ini. Atau bagi anda yang sekedar ingin membaca saja, silahkaaaannnn....
dan buat yang tetap setia sebagai downloader, ini dia linknya:
DOWNLOAD DISINI
Wassalaamu'alaikum wr. wb.
COBAAN: TANDA CINTA DARI TUHAN
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ
وَحَذَّرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، اَلْوَاحِدُ الْقَهَّاُر،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، سَيِّدُ اْلأَبْرَارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ
سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَاَفْضَلِ اْلاَنْبِيَاءِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَاِبه
اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ
حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَاَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ
اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: |=Å¡ymr& â¨$¨Z9$# br& (#þqä.uŽøIムbr& (#þqä9qà)tƒ $¨YtB#uä öNèdur Ÿw tbqãZtFøÿãƒ
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah bersama-sama kita tingkatkan
ketaqwaan kita kepada Allah swt. Ketaqwaan itu merupakan satu kunci untuk dua
pintu. Pintu kehidupan dunia dan kehidupan diakhirat. Barang siapa menghendaki
kesuksesan hidup di dunia janganlah pernah memalingkan diri dari taqwa pada Ilahi.
Dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di akhirat nanti juga taqwalah
yang menjadi modal utamanya.
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Sesungguhnya lebih mulia-mulianya (manusia)
diantara kalian di sisi Allah swt adalah mereka yang bertaqwa.
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Tidak selamanya kehidupan di dunia
berjalan seperti yang diinginkan manusia. Terkadang terasa berat cobaan yang
menghadang, terkadang pula kehidupan berjalan lancar seperti yang diharapkan.
Seringkali manusia berbeda dalam menghadapi kedua keadaan tersebut. Lumrahnya,
manusia akan mengingat Allah swt sewaktu cobaan mendera dan mengabaikan-Nya
ketika hidup dalam bahagia. Akan tetapi ketika cobaan itu beruntun dan lama
kelonggaran tak kunjung datang, maka manusia akan mulai bertanya dan ragu,
apakah ia harus bersabar dan tetap bertahan menyandarkan diri kepada Ilhi?
Ataukah segera berpaling muka melarikan diri dari Allah swt dan mencari
perlindungan kepada dunia beserta segala kecantikannya mulai dari kekuasaan,
kekayaan dan juga kenikmatan-kenikmatan lainnya?
Inilah yang jarang kita fahami,
sesungguhnya cobaan hidup di dunia itu merupakan pertanda bahwa Allah sangat
memperhatikan dan mencintai kita. Sebuah hadits berbunyi "Jika Allah
menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Dia menyegerakan hukuman di dunia.
Jika Allah menghendaki keburukan bagi hamba-Nya, maka Dia menahan hukuman
kesalahannya sampai disempurnakannya pada hari kiamat." (HR. Imam Ahmad,
At-Turmidzi, Al-hakim, Ath-Thabrani, dan Al-Baihaqi). Jadi berbagai cobaan yang menghadang dalam
kehidupan ini adalah sebuah ujian dari-Nya. sebagaimana layaknya ujian, maka
jika manusia berhasil melaluinya dan di nilai lulus, maka Allah swt akan memberikan
balasan yang tak ternilai harganya. Namun sebaliknya, jika manusia gagal
melalui cobaan itu, maka Allah akan membiarkannya, hingga ia berusaha belajar
kembali menghadapi kehidupan.
Diriwayatkan sebuah cerita bahwa
salah seorang lelaki telah bertemu dengan seorang wanita yang disangkanya
pelacur. Lelaki itu menggoda sampai-sampai tangannya menyentuh tubuhnya. Atas
perlakuan itu, sang wanita berkata, "Cukup!" Lantaran terkejut,
lelaki ini menoleh ke belakang, namun terbentur tembok dan terluka. Lelaki usil
itu pergi menemui Rasulullah dan menceritakan pengalaman yang baru saja
dialaminya. Kemudian Rasulullah berkomentar: "Engkau seorang yang masih
dikehendaki oleh Allah menjadi baik." Selanjutnya beliau bersabda, “Jika
Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Dia menyegerakan hukuman di
dunia. Jika Allah menghendaki keburukan bagi hamba-Nya, maka Dia menahan
hukuman kesalahannya sampai disempurnakannya pada hari kiamat”.
Kecintaan Allah kepada hamba-Nya di
dunia tidak selalu diwujudkan dalam bentuk pemberian materi atau kenikmatan
lainnya. Tidak juga dalam bentuk peng-kabulan doa secara spontanitas. Akan
tetapi kecintaan itu justru sering berbentuk cobaan di mana berat atau
ringannya ujian itu tergantung kepada kadar keimanan seseorang.
Para hadirin yang dimuliakan Allah
Marilah kita Simak kembali cerita
kehidupan para Rasul dan Nabi. Sebagai orang yang paling disayangi dan dikasihi
Allah, justru mereka adalah orang yang paling berat menerima ujian semasa
hidupnya di dunia. Ujian mereka sangat berat melebihi ujian yang diberikan
kepada siapapun juga. Demikian secara berurutan, para syuhada' dan kemudian
shalihin. Yang jelas bahwa setelah orang menyatakan. "Kami beriman",
Allah langsung menyiapkan ujian baginya.
Allah berfirman:
|=Å¡ymr& â¨$¨Z9$# br& (#þqä.uŽøIムbr& (#þqä9qà)tƒ $¨YtB#uä öNèdur Ÿw tbqãZtFøÿムÇËÈ ô‰s)s9ur $¨ZtFsù tûïÏ%©!$# `ÏB öNÎgÎ=ö6s% (
£`yJn=÷èu‹n=sù ª!$# šúïÏ%©!$# (#qè%y‰|¹ £`yJn=÷èu‹s9ur tûüÎ/É‹»s3ø9$# ÇÌÈ
Artinya: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
"Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan
Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka
Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia
mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. al-Ankabut: 2-3)
Selain ujian demi ujian diberikan
kepada orang yang beriman, maka teguran demi teguran juga diberikan kepadanya.
Teguran itu kadang halus, tapi sering-sering kasar. Bagi yang kepekaan imannya
tinggi, teguran halus saja sudah cukup untuk menyadarkannya. Akan tetapi bagi
mereka yang telah hilang kepekaannya, teguran yang keras sekalipun tak bisa
menyadarkannya.
Apa yang dialami oleh lelaki yang
datang kepada Rasulullah sebagaimana hadits di atas merupakan teguran Allah
secara langsung agar ia sadar atas kekeliruannya, dan tidak mengulang
kesalahannya. Lelaki itu sangat bersyukur atas kecelakaan yang menimpa dirinya.
Wajah yang benjol dan darah yang mengalir di wajahnya tidak seberapa
dibandingkan dengan nilai kesadaran yang baru dirasakannya.
Kecelakaan itu semakin tidak berarti
apa-apa jika dibandingkan dengan siksa yang bakal diterimanya di akhirat kelak.
Bukankah setiap dosa akan ditimbang dan dibalas sesuai dengan bobotnya? Dengan
kecelakaan itu ia bertobat. Dengan bertobat, maka terhapuslah dosanya. Tentang
hal ini Rasulullah bersabda, "Tiada suatupun yang menimpa seorang mukmin,
baik berupa kepayahan, sakit, sedih, susah, atau perasaan murung, bahkan duri
yang mengenai dirinya, kecuali Allah akan melebur kesalahan-kesalahannya
lantaran kesusahan-kesusahan tersebut." (HR Bukhari dan Muslim)
Karena itu para hadirin yang Dirahmati Allah
Jika kita mendapatkan sebuah musibah,
segeralah kita bermuhasabah, mengingat-ingat kesalahan apa yang telah kita lakukan? Dosa apa yang telah kita kerjakan? Janganlah cepat
berburuk sangka kepada Allah swt. Karena bisa saja musibah tersebut merupakan
teguran dari-Nya atas berbagai tingkah laku kita selama ini. Jika demikian kita
akan sadar dan banyak-banyaklah minta pengampunan kepada-Nya dan berdoa agar
senantiasa diberi kemampuan menghadapi cobaan tersebut.
Dengan demikian Kasih sayang Allah
tidak selalu berbentuk kesenangan, melimpahnya harta kekayaan, tercapainya
segala cita, dan jauh dari berbagai musibah. Justru bisa jadi sebaliknya. Orang
yang mendapatkan berbagai kesenangan itulah yang tidak dicintai-Nya. Orang
tersebut dibiarkan tenggelam dalam kesenangan dunia sampai tiba ajalnya. Pada
saat itu semua kesenangan dicabut dan diganti dengan berbagai siksa yang
mengerikan, baik ketika di kubur, di padang mahsyar, maupun di neraka.
Para Hadirin jama'ah Jum'ah yang berbahagia
pada akhirnya khutbah ini sebagai
pengingat, agar kita senantiasa berbaik sangka kepada Allah swt. Dan bahwa
semua yang terjadi dalam kehidupan kita ini, sesungguhnya Allah telah menyiapkan
hikmahnya. Semoga kita semua senantiasa diberi petunjuk oleh-Nya dalam menjalani
sisa umur kita. Amien.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ
اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
اْلعَلِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا
وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْ لاَ أَنْ هَدَانَا اللهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ
وَنَحْنُ لَهُ مُخْلِصُوْنَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
وَنَحْنُ لَهُ تَابِعُوْنَ.
أَمَّا بَعْدُ؛فَيَا عِبَادَ
اللهِ،أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فِي السِّرِ وَالْعَلَنَ،
فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَأَطِيْعُوْهُ وَالرَّسُوْلَ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَيَّهُاَ الْمُؤْمِنُوْنَ، أَنَّ اللهَ تَعَالَى
صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ تَقْدِيْمًا وَبَدَأَ بِنَفْسِهِ تَعْلِيْمًا، وَقَالَ
اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ،
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.اَللَّهُمَّ
أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً
وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ
هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ
وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ
رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ
اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي
الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar